MAKASSAR- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Pulau Sulawesi tergolong wilayah rawan gempa. Kendati demikian, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) masuk kategori kerawanan rendah.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, kerawanan gempa bukan hanya di Sulbar, tapi semua daerah di Pulau Sulawesi.
“Tapi untuk di sekitar Makassar Sulsel memiliki tingkat kerawanan rendah,” kata Daryono dalam diskusi virtual yang diselenggarakan BNPB.
Dijelaskan dia, gempa dan tsunami sendiri bukanlah baru satu kali terjadi di daerah Majene dan Mamuju, Sulbar dengan BMKG mencatat sebelumnya sudah tujuh kali terjadi gempa besar merusak, tidak menghitung gempa-gempa kecil.
Pada 1967 dan 1969 terjadi gempa dan tsunami di kedua kawasan tersebut dengan masing-masing berkekuatan magnitudo 6,3 dan 6,9 yang menyebabkan puluhan orang meninggal dunia.
Gempa juga terjadi di wilayah sekitar Majene dan Mamuju pada 1972, 1984 dan 2020, sebelum gempa mengguncang kembali wilayah itu pada 14 Januari 2021 dan 15 Januari 2021.
“Setelah saya hitung secara statistik ringan maka gempa-gempa yang signifikan di sini itu pengulangannya sekitar 10,8 tahun. Jadi tidak sampai 11 tahun sudah terjadi pengulangan gempa-gempa yang signifikan di daerah itu, berdasarkan data tujuh gempa merusak yang umurnya pendek itu,” urainya.
Sementara itu di daerah dan Sulawesi dan sekitarnya sudah terjadi gempa kuat sebanyak 69 kali dengan 25 di antaranya memicu tsunami.
Tidak hanya itu di daerah pantai barat Sulawesi dari Tolitoli sampai Tinambung sudah ada lebih dari sembilan kali tsunami, selain terjadi gempa yang merusak.
“Ini adalah sebuah cerminan bahwa kawasan Pulau Sulawesi itu adalah sebuah kawasan yang sangat rawan gempa dan tsunami,” tandasnya. (fmi)
Source : https://news.okezone.com/read/2021/02/02/340/2354892/waspada-bmkg-sulawesi-rawan-gempa-dan-tsunami?page=2